1. 1 Raja-raja 12, pecahnya kerajaan Israel disebabkan oleh Allah sendiri akibat dosa Salomo. Bagaimana sekarang, negara apa saja pepecahan tersebut. Apakah sekarang di antara pemimpinnya terus-menerus perang?
Jawab:
Kerajaan tersebut pecah menjadi dua kerajaan, yakni kerajaan Israel Utara dan Israel Selatan. Kerajaan Israel Utara sudah tidak lagi eksis sebab kerajaan tersebut ditaklukkan oleh kerajaan Asyur dan penduduknya sudah dibaurkan (dikawin campurkan) dengan bangsa lain. Orang Samaria pada zaman Yesus ialah bangsa keturunan Kerajaan Utara. Jejaknya pada masa kini agak sulit dideteksi, namun diperkirakan orang Palestina, Yaman, dan sekitarnya, pada zaman ini masih memiliki kaitan dengan orang-orang Samaria.
Sedangkan kerajaan Selatan kemudian ditaklukkan oleh kerajaan Babel, namun akhirnya pada zaman Koresh, dikembalikan ke daerahnya sendiri. Mereka lebih eksis sebab mereka tidak dikawin campurkan. Orang-orang dari kerajaan Selatan ini nantinya menurunkan bangsa Yahudi, termasuk juga Yesus. Orang-orang Yahudi sendiri ini nantinya mengalami diaspora (meninggalkan daerah asal, merantau ke tempat lain) karena tekanan yang terjadi pada tahun 70 Masehi oleh Kaisar Titus Vespasianus. Mereka menyebar ke semua daerah bahkan semua benua dan hidup sebagai orang asing. Di awal tahun 1900, orang-orang yang merupakan keturunan bangsa Yahudi, dari berbagai negara, kembali ke daerah di Palestina, yang mereka klaim sebagai milik pusaka mereka. Mereka kemudian mendirikan sebuah negara pada tahun 1947 yang bernama Negara Israel. Jadi negara Israel yang ada sekarang memiliki tautan yang erat dengan bangsa Yahudi atau kerajaan Israel Selatan.
2. Tabut Perjanjian dan kemah suci apakah masih ada sampai sekarang? Kalau ada apakah ketetapan Allah masih berlaku sampai sekarang, seperti hanya imam yang boleh masuk.
Jawab:
Kemah Suci sudah tidak lagi digunakan sejak Bait Allah dibangun pada zaman Salomo. Bait Allah sendiri kini juga sudah tidak ada lagi, hanya tinggal temboknya (yang saat ini disebut tembok Ratapan), dan digantikan fungsinya oleh synagoge. Sedangkan Tabut Perjanjian juga sudah tidak lagi diketahui rimbanya. Beberapa waktu yang lalu, sebuah program penelitian sempat mengatakan bahwa saat ini tabut perjanjian ada di sebuah tempat yang ditutup rapat di daerah Afrika. Mereka memang melakukan riset namun tidak bisa memberikan bukti yang pasti apakah benda yang ada dalam ruangan yang tertutup tersebut benar-benar tabut perjanjian.
Soal tata ibadah, kita tidak lagi hidup dalam zaman yang demikian. Ingat, ketika Tuhan Yesus mati, salah satu fenomena yang terjadi ialah tabir bait suci terbelah menjadi dua. Ini memiliki makna simbolis bahwa kini manusia bisa untuk langsung menghadap Allah. Kalau dulu Allah sendiri menyembunyikan kemuliaan-Nya, kini Allah sendiri membelah tabir itu dan berkenan menyatakan kemuliaan-Nya pada manusia, sehingga siapapun umat Tuhan bisa menghadap dan merasakan kemuliaan Allah. Atau dalam bahasa rasul Petrus, ketika Kristus mati, kita diangkat menjadi imam-imam yang rajani, dan karena kita adalah imam, maka kita berhak untuk datang kepada Allah.
3. Apakah yang dimaksud dengan 2 Raja-raja 2:23-24?
Jawab:
Beberapa orang sempat mempertanyakan mengapa Elisa terlihat begitu kejam terhadap anak-anak tersebut. Nah, untuk memahaminya kita perlu melihat beberapa hal terlebih dulu. Pertama, bahasa Ibrani yang dipakai untuk merujuk anak-anak sebenarnya lebih tepat diterjemahkan anak-anak muda. Menurut seorang teolog, jangkauan usianya jelas antara 12-30 tahun, usia dimana seseorang sudah dianggap dewasa dan bisa bertanggung jawab dengan sikap, perkataan, dan tindakannya. Kedua, ungkapan yang dipakai untuk menghina Elisa. Pada zaman itu, kebotakan merupakan sesuatu yang jarang. Kebotakan biasanya terjadi karena seseorang menderita kusta, atau diidentikkan dengan ketidak kudusan. Jadi melalui cemoohan itu, mereka sebenarnya sedang berkata bahwa Elisa tidak kudus dan tidak diperkenan Allah. Mereka secara sadar, karena mereka sudah termasuk usia dewasa, meragukan pemilihan Allah atas Elisa. Jadi terlihat di sini seriusnya cemoohan mereka atas Elisa.
Lalu bagaimana dengan kutukan Elisa? Kutukan di sini harus dipahami dalam pengertian budaya waktu itu. Kutukan biasanya merupakan bentuk permohonan secara tidak langsung kepada Allah. Inti dari kutukan ialah permohonan agar Allah menegakkan keadilan-Nya. Elisa, ketika orang-orang tersebut meragukan perkenanan Allah atasnya, dia meminta Allah menegakkan keadilan-Nya, yang bentuknya ialah kutukan. Bagi kita yang hidup hari ini, kita tentu tidak boleh mengutuk sebab itu merupakan bagian dari budaya waktu itu. Namun esensinya, memohon keadilan kepada Allah, merupakan kebenaran yang bisa dilakukan oleh semua anak Tuhan di sepanjang zaman.
4. 2Raj. 16:7. Yehuda dan Israel saling menyerang dengan melibatkan bangsa lain, mengapa hal tersebut dapat terjadi? Apakah ada campur tangan Tuhan di dalamnya?
Jawab:
Pada masa itu kerajaan Israel sudah cukup lama terpisah dengan kerajaan Yehuda (sekitar 200 tahunan), sehingga kemungkinan ikatan persaudaraan mereka juga semakin luntur. Akibatnya, yang ada hanya rasa persaingan antar dua bangsa yang saling ingin mengalahkan. Apakah ada campur tangan Allah di sini? Bila kita meyakini kedaulatan Allah dalam sejarah maka tentu tidak ada peristiwa yang tidak ditetapkan Allah, termasuk peristiwa ini. Bila Ia yang berdaulat menetapkan pecahnya kerajaan Israel (1Raj. 11:11), tentu Ia juga berdaulat atas tiap-tiap peristiwa yang terjadi setelah perpecahan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar