1. Tanya :
Tolong jelaskan arti Ulangan 29:19-21?
Jawab:
Bagian ini sangat jelas terkait dengan perjanjian yang Tuhan buat dengan bangsa Israel. Bila seseorang yang sudah mendengar isi perjanjian Tuhan dengan umat-Nya, termasuk kutuk dan berkat dari perjanjian itu, kemudian dengan sengaja melanggar perjanjian itu atau bermain-main dengan perjanjian itu (“menyangka dirinya tetap diberkati, dengan berkata: Aku akan selamat, walaupun aku berlaku degil”), sehingga dengan demikian juga menghancurkan orang-orang yang lain (ungkapan: “dilenyapkannya baik tanah yang kegenangan maupun yang kekeringan”), maka segala kutuk Tuhan yang tercatat dalam perjanjian itu pertama dan terutama akan ditimpakan kepadanya sebab dia dengan sengaja melanggar perjanjian Tuhan dan dengan kata lain, meremehkan kekudusan perjanjian Tuhan.
2. Tanya :
Ulangan 28:13, apa maksud Tuhan akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor? Tolong jelaskan.
Jawab:
Ayat ini berbicara mengenai berkat yang Tuhan berikan bagi bangsa Israel bila mereka taat kepada Tuhan. Bentuk spesifiknya, Tuhan akan menjadikan bangsa Israel sebagai bangsa yang terkemuka dan bukan bangsa yang lemah dan terpinggirkan, bila mereka setia dan taat kepada Tuhan dan perjanjian-Nya.
3. Tanya :
Ulangan 23:1-3, apa artinya masuk jemaah Tuhan.
Jawab:
Masuk jemaah Tuhan artinya bergabung menjadi orang Israel. Jadi, bangsa Israel sebenarnya terdiri bukan hanya dari keturunan Yakub saja, melainkan ada orang-orang dari bangsa lain yang karena kegentaran mereka pada Allah Israel bergabung menjadi bagian Israel dengan jalan beribadah kepada Yahwe, mengikuti budaya Israel, termasuk juga menyunatkan dirinya.
4. Tanya :
Dikatakan bahwa Pentateukh adalah karangan Musa, tapi bagaimana bisa dalam bagian terakhir ada kisah tentang kematian Musa? Apakah ia menuliskan kisah kematiannya sebelum ia mati?
Jawab:
Para sarjana berbeda soal hal ini. Beberapa sarjana fundamentalis meyakini bahwa Musa sendiri menulis kisah ini. Jadi, Musa, tentunya dengan wahyu Allah, meramalkan sendiri peristiwa kematiannya. Akan tetapi, hal ini agak sulit diterima. Jawaban yang paling mungkin ialah bahwa bagian ini ditulis oleh orang lain yang hidup setelah Musa. Para sarjana meyakini bahwa kemungkinan besar yang menambahkan bagian ini ialah Yosua, walaupun untuk hal ini (kepenulisan Yosua) sendiri tidak ada bukti yang kuat dan konklusif (pasti). Intinya, sejauh ini hanya bisa dikatakan bahwa bagian tersebut ialah bagian yang ditambahkan kemudian oleh orang lain yang masih hidup setelah Musa meninggal, entah sejaman dengan Musa atau setelah jaman Musa.
5. Tanya :
Apa arti Yesyurun dalam Ulangan 32:15; 33:5, 26??
Jawab:
Penjelasan sederhana bisa ditemukan dalam kamus Alkitab di bagian belakang Alkitab kita. Yesyurun ialah nama kuno untuk Yakub atau Israel yang artinya: yang benar (Ul. 32:15; 33:5, 26; Yes. 44:2).
6. Tanya :
Mengapa Tuhan lebih menyukai persembahan Habel dan bukan Kain?
Jawab:
Teks Kejadian memang tidak berbicara apa-apa kepada kita, namun kisah tentang persembahan Kain dan Habel juga dikutip di beberapa bagian Alkitab lain dan ada penafsiran di dalamnya (Ibrani 11; 1 Yoh 3). I Yoh 3:12 menjelaskan alasan Kain membunuh Habel yaitu karena memang Kain ‘berasal dari si jahat’ sehingga segala perbuatannya juga berasal dari si jahat, termasuk pemicu Kain membunuh Habel. Ketika Kain mempersembahkan tanah dan bukan sesuatu yang mengandung darah sedangkan Habel mempersembahkan sesuatu yang mengandung darah, pastilah semuanya bukan sesuatu yang kebetulan. Kemungkinan Adam sudah mengajarkan anak-anaknya tentang mempersembahkan sesuatu yang mengandung darah sebagai korban. Habel menuruti, tetapi Kain tidak. Jika Ibrani 11:4 seolah mengatakan bahwa persembahan Habel lebih benar sedangkan Kain sebaliknya, hal itu harus dilihat dalam konteks iman (Ibrani 11). Habel memberikan persembahannya sebagai tindakan iman (taat) dalam hidupnya sehari-hari. Sedangkan Kain tidak. Hal ini membuktikan bahwa segala perbuatan kain selalu berasal dari si jahat. Jadi persembahan Kain yang ditolak disebabkan terutama karena memang Kain berasal dari si jahat, bukan karena jenis persembahannya . Kalaupun jenis persembahannya dipersoalkan, hal itu tetap mengimplikasikan tindakan jahat dari si Kain (tidak taat).
7. Tanya :
Dalam Kej. 1:26, dikatakan “baiklah kita …” Apakah kita yang dimaksud di sini ialah Allah Tritunggal?
Jawab:
Ada beberapa alternatif jawaban untuk hal ini. Ada yang meyakini bahwa kata “kita” di sini ialah Allah dan ilah-ilah lain. Ada juga yang berpendapat kita di sini menunjuk pada Allah dan malaikat, Allah dan ciptaan sebelumnya, Jamak Keagungan, bahkan ada pula yang menganggapnya sebagai Tritunggal. Akan tetapi pendekatan yang lebih jujur hanya bisa mengatakan bahwa kita di sini menunjukkan kejamakan Allah. Memang nantinya kita, yang sudah hidup dalam wahyu yang lebih lengkap, mengetahui bahwa kejamakan ini tepatnya menunjuk pada Allah Tritunggal. Akan tetapi, bila kita menjadi pembaca kitab Kejadian yang pertama maka kita hanya bisa menyimpulkan bahwa kata tersebut menyiratkan kejamakan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar