ABBA = Ayo Bersama Baca Alkitab

Desiring the Truth! Loving the Truth! Living for the Truth!
Soli Deo Gloria

Jumat, 26 November 2010

ABBA 15

 Masih setia membaca, bukan? Beberapa waktu ini pembacaan memasuki kitab Tawarikh. Memang agak membosankan, tetapi kita harus terus maju, sehingga kita dapat membaca keseluruhan Alkitab kita. Pada waktu membaca bagian akhir kitab Tawarikh, sekali lagi ABBA terpesona oleh pribadi Daud. Pada waktu ia membangun rumahnya, maka ia teringat bahwa ia belum mendirikan rumah yang tetap untuk TUHAN. Pikirannya selalu tertuju untuk TUHAN, Allahnya. "Lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut perjanjian TUHAN itu ada di bawah tenda-tenda." (1 Taw. 17:1) Tetapi Tuhan melalui nabi Natan tidak mengijinkan Daud membangun rumah bagi-Nya, sebab ia telah menumpahkan banyak darah (22:8). Tetapi sekalipun demikian, rupanya ia terus memikirkan pembangunan rumah Tuhan itu.
1.       Daud mengumpulkan tukang2 untuk memahat batu2 yang akan dipakai  untuk rumah Tuhan.
2.       Ia mengumpulkan bahan2nya, sangat banyak besi untuk paku2 pintu gerbang dan tupai2, sangat banyak tembaga, kayu aras. Dalam pikirannya, rumah Tuhan itu haruslah "luar biasa besarnya, sehingga menjadi kenamaan dan termasyhur di seluruh negeri" (22:2-5).
3.       Ia telah menyediakan seratus ribu talenta emas, sejuta talenta perak dan sangat banyak tembaga dan besi, sehingga beratnya tidak tertimbang, kayu dan batu. Sekalipun demikian, ia menyuruh Salomo untuk menambahi lagi (22:14).
4.       Ia menyiapkan Salomo (22:6-18,28:9-10)
5.        Ia menyiapkan orang2nya, menegaskan bahwa Salomolah yang akan membangun rumah Tuhan itu (28:1-8)
6.       Ternyata, Daud  juga telah memikirkan rencana bangunan dari balai Bait Suci. Ruangan2nya, kamar2 atas dan kamar2 dalamnya, serta ruangan untuk tutup pendamaian, selanjutnya rencana pelatara bilik2 di sekelingnya, perbendaharaan rumah Allah dan barang2 kudus, sampai orang-orang yang akan melayani rumah Tuhan itu (28:11-19).
Tidak heran TUHAN menyebut Daud: "biji mata-Nya", karena pikirannya selalu tertuju pada Allahnya. Apakah kita semua juga terus memikirkan rumah TUHAN, gereja kita GKT Hosana? Segala keperluan dan pergumulannya? Gembala Sidang kita? Team Hamba Tuhan, Majelis, Pengurus, bahkan setiap Jemaat kita? Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sudah masuk:

1.       Meskipun Tuhan sudah dua kali berbicara langsung kepada Salomo, pada akhirnya Salomo mendirikan tempat-tempat pengorbanan kepada allah lain dan juga menyembah allah lain (tidak dengan sepenuh hati mengikut Tuhan). Apakah Salomo termasuk orang yang “selamat/masuk sorga”?
Jawab:
Diskusi mengenai keselamatan memang topik yang sangat menarik, walaupun sebenarnya kita tidak akan bisa mencapai kesepakatan bersama soal keselamatan pribadi, sebab keselamatan ialah pergumulan pribadi seseorang sepanjang perjalanan hidupnya. Berbicara soal keselamatan tokoh Alkitab pun dalam batas-batas tertentu kita hanya bisa menduga, mengingat seringkali tidak banyak data yang dipaparkan Alkitab, karena itu kita tidak bisa mengatakan dengan pasti soal keselamatn Salomo.

2.       Ketika Izebel hendak membunuh Elia, maka ia takut dan melarikan diri ke Bersyeba. Bukankah ia sudah melihat dan mengalami sendiri kuasa Tuhan, mengapa ia takut?
Jawab:
Di sini kita melihat bagaimana penulis Alkitab menceritakan fakta dengan jujur. Elia adalah seorang nabi besar namun penulis Raja-raja tidak menceritak hanya kehebatannya saja. penulis Raja-raja juga menunjukkan bahwa dalam kehebatannya, ia juga tetap manusia biasa, yang bisa takut bahkan meragukan janji Tuhan. ini mengajar kita untuk tidak terlalu mendewakan seseorang, sebab bagaimanapun hebatnya seseorang, ia tetap manusia yang lemah dan bisa jatuh.

3.       Pada waktu kerajaan Israel pecah menjadi dua, dikatakan 10 suku mengikuti Yerobeam dan 1 suku mengikuti Rehabeam, yaitu suku Yehuda. Baru pada bacaan berikutnya dikatakan suku Yehuda dan Benyamin. Kelihatannya suku Benyamin tidak dihitung? Demikian pula pada waktu pembagian tanah warisan, keturunan Yusuf diwakili oleh dua suku, Manasye dan Efraim. Kalau suku Benyamin dihitung, berarti menjadi 13 wilayah. Ataukah dibagi menjadi 12 wilayah, dengan tidak memperhitungkan suku Benyamin?
Jawab:
Ketidakmunculan suku Benyamin pada awal penulisan, menyiratkan tujuan penulis Kitab Raja-raja bahwa pendukung utama dinasti Daud ialah suku Yehuda, sebagai suku dimana Daud berasal. Namun, diperjelas kemudian bahwa ternyata ada suku-suku lain yang juga menjadi pendukung dinasti Daud, yakni Benyamin dan tentunya juga Lewi. Sedangkan soal pembagian tanah, jumlah suku yang mendapat bagian tetap dua belas suku. Suku Yusuf memang disebutkan sendiri-sendiri, sebab fungsi salah satunya menggantikan suku Lewi. Ingat bahwa suku Lewi tidak menerima bagian pusaka, sebab yang menjadi milik pusaka mereka ialah Tuhan sendiri (Ul. 10:9). Mereka hanya menerima bagian dari milik pusaka suku yang lain. Jadi suku yang menerima milik pusaka ialah suku Ruben, Simeon, Yehuda, Isakhar, Zebulon, Gad, Naftali, Dan, Asyer, Manasye, Efraim, dan Benyamin. Seluruhnya ada dua belas suku.

4.       Dalam perikop doa Salomo, 1 Raja-raja 8:22-53, terdapat 3 ayat (22, 38, 54) menunjukkan sikap doa sambil menadahkan tangannya. Ini menunjukkan kesungguhannya (tentu hatinya juga). Bagaimana penjelasan saudara?
Jawab:
Mendahkan tangan di sini merupakan salah satu bentuk ekpresi ibadah yang wajar pada zaman itu. Sikap ini terutama menunjukkan kesadaran akan rendahnya kita di hadapan Tuhan dan dengan demikian memohon belas kasihan Tuhan pada kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar