ABBA = Ayo Bersama Baca Alkitab

Desiring the Truth! Loving the Truth! Living for the Truth!
Soli Deo Gloria

Jumat, 26 November 2010

ABBA 18

1.       Dalam Perjanjian Lama (1Taw. 23:28-29), ibadah di rumah Tuhan harus menyediakan sajian tepung roti tidak beragi, korban panggangan, dll. Apakah arti khusus dari barang-barang tersebut, dan mengapa sekarang barang-barang tersebut tidak diperlukan lagi dalam ibadah?
Jawab:
Hal tersebut merupakan bagian dari tata cara ibadah yang khas dari bangsa Israel, yang membedakannya dari bangsa-bangsa kafir lainnya. Hal itu mengajarkan bangsa Israel mengenai cara mengucap syukur hadapan Allah. Bagian ini jelas terkait dengan budaya pada masa itu, sehingga kini kita tidak lagi melakukannya sebab kita hidup dalam zaman dan budaya yang berbeda. Namun esensinya, soal mengucap syukur, harus tetap kita laksanakan sampai kapan pun dengan bermacam cara yang baik dan benar serta sesuai dengan budaya dimana kita ada.

2.       2Taw. 24:1. Bagaimana Yosa yang masih berumur 7 tahun bisa diangkat menjadi raja Yehuda? Apakah ini merupakan janji Tuhan terhadap Daud bahwa keturunannya akan menjadi raja?
Jawab:
Hal tersebut terjadi sebab tidak ada yang bisa menjadi raja pada waktu itu. Ingat bahwa sebelumnya setelah kematian Ahazia, Atalya, nenek Yoas, membunuh semua keturunan raja agar dia bisa menjadi penguasa. Yoas ialah satu-satunya yang selamat. Karena Yoas ialah anak raja, maka dialah yang berhak meneruskan tahta ayahnya meskipun saat itu dia masih sangat kecil. Oleh sebab itulah Yoyada mengasuh dan mengajar dia agar bisa hidup benar. Dan yang terjadi ialah bahwa “Yoas melakukan apa yang benar di mata TUHAN selama hidup imam Yoyada.”
Apakah hal ini terkait dengan janji Tuhan? Tentu saja. Bahkan kisah ini membuktikan kesetiaan Tuhan terhadap janji-Nya. Banyak orang mungkin melihat keturunan Daud yang bisa meneruskan tahtanya kini telah musnah ketika Atalya membunuh semua keturunan raja, namun tidak demikian dengan Tuhan. Ketika semua keturunan Daud seolah lenyap karena dibunuh Atalya, ternyata Tuhan masih menyisakan seorang keturunan Daud yang nantinya akan meneruskan tahta Daud, yakni Yoas.

3.       Mengapa kitab Tawarikh hanya menceritakan raja-raja Yehuda, dan tidak menceritakan raja-raja Israel?
Jawab:
Kitab Tawarikh merupakan kitab yang ditulis oleh seorang Yahudi setelah bangsa Yehuda pulang dari pembuangan, yang tujuannya untuk memberikan banyak pedoman kepada bangsa Yehuda mengenai pemulihan kerajaan Yehuda setelah pembuangan dan bagaimana seharusnya raja yang harus memerintah kerajaan tersebut. Kerajaan Israel Utara tidak disebutkan karena pada masa itu kerajaan tersebut sudah tidak lagi ada (ingat bahwa kerajaan Utara telah “hilang” oleh strategi kawin campur bangsa  Asyur) dan juga yang menjadi perhatian penulis Tawarikh ialah kerajaan Yehuda dan pemulihannya.

4.       Mengapa banyak raja Yehuda yang memulai pemerintahannya dengan baik, dengan mengikut/taat pada perintah Tuhan, lalu pada akhir pemerintahannya tidak taat lagi?
Jawab:
Hal tersebut karena mereka tidak sepenuhnya mengandalkan Tuhan. Ada yang hidup benar hanya separuh-separuh (Amazia), ada yang taat hanya sebatas ketika pembimbingnya masih hidup (Yoas). Oleh sebab itulah Tawarikh ingin menunjukkan bahwa raja baik ialah raja yang seperti Daud, yang sepenuhnya berharap dan bersandar pada Tuhan sepanjang hidupnya. Ini terlihat jelas saat membaca Tawarikh, kita sama sekali tidak akan menemukan catatan negatif tentang Daud. Hanya catatan positif saja. Seolah penulis Tawarikh ingin mengatakan pada pembacanya bahwa raja yang nantinya seharusnya memerintah kerajaan Yehuda setelah pembuangan ialah yang seperti Daud, yang bertaut penuh kepada Tuhan sepanjang hidupnya.

5.       Apa yang tercantum dalam Alkitab adalah penting bagi kita semua. Dalam Ezra 1 dan 2 tercantum daftar orang-orang yang kembali dari pembuangan, rasanya pasti setiap orang akan melewatinya begitu saja. Mohon penjelasan pentingnya isi dari pasal tersebut untuk para pembacanya?
Jawab:
Silsilah ini secara literal tentu tidak relevan bagi kita, namun sangat berarti bagi bangsa Yehuda saat itu. Silsilah ini membantu mereka menelusuri garis keturunan mereka yang sempat carut marut karena terpisah saat pembuangan. Saya sendiri mempelajari dua hal dari silsilah ini: pertama, saya diingatkan tentang kedaulatan Allah dan janji-Nya dalam mengatur perjalanan hidup umat-Nya. Meski sempat terpencar jauh dan mungkin beberapa di antaranya jadi saling tidak mengenal, namun Allah menggenapi janji-Nya bahwa Ia akan mengumpulkan mereka dari tempat dimana mereka dicerai-beraikan dengan cara yang unik. Kedua, saya juga mempelajari tekad mereka untuk bertobat dan menjaga status mereka sebagai umat pilihan. Mereka mulai kembali menata hidup dan ibadah mereka. misalnya, ketika ada seorang yang mengaku keturunan iman namun tidak bisa membuktikan kaitannya dengan silsilahnya, maka orang tersebut tidak berhak untuk memangku jabatan imam (Ez. 2:62-63).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar