ABBA = Ayo Bersama Baca Alkitab

Desiring the Truth! Loving the Truth! Living for the Truth!
Soli Deo Gloria

Senin, 11 Oktober 2010

ABBA 1

1.       Tanya:
Mengapa usia manusia dengan cepat menurun?

Jawab:
Bila kita melihat Kej. 6:3, Allah memang menentukan bahwa usia manusia akan semakin pendek. Dari rata-rata usia sembilan ratus tahunan, dibatasi menjadi hanya seratus dua puluh tahun saja. Hari-hari ini rata-rata usia manusia semakin menurun saja. Hal ini bukan karena Allah yang semakin memperpendek rata-rata usia manusia, melainkan karena manusia sendiri yang memperpendek usianya. Meningkatnya polusi yang dibuat oleh manusia dan pola hidup serta pola makan yang sangat buruk, berperan sangat besar dalam menentukan rata-rata usia manusia. Penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Jepang dan Tiongkok pedesaan, yang hidup jauh dari polusi, dan yang memiliki pola hidup serta pola makan yang baik memiliki harapan hidup sampai dengan usia 110 tahun. Ini lebih panjang 40-50 tahun dibanding dengan harapan hidup masyarakat perkotaan yang dekat dengan polusi dan memiliki pola makan maupun pola hidup yang buruk.


2.       Tanya:
Mengapa Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf tinggal sebagai orang asing? Apakah Tuhan lebih suka mereka tinggal sebagai orang asing?

Jawab:
Walaupun Allah mengijinkan mereka menjadi pengembara, namun pada dasarnya Allah menjanjikan sebuah negeri bagi keturunan mereka untuk menjadi milik kepunyaan, yakni tanah perjanjian. Bila menilik dari Ibrani 11:8-10, sepertinya Tuhan mengijinkan mereka menjadi pengembara supaya mereka memahami elemen-elemen iman, termasuk meyakini janji Tuhan meskipun mereka belum melihat atau menerimanya (bnd. Ibrani 11:1).


3.       Tanya:
Tuhan lebih memilih menurunkan berkat-Nya kepada anak bangsa?

Jawab:
Pertama-tama, harus diingat bahwa berkat di sini bukan terbatas pada soal materi, melainkan pada masalah status yang khusus. Berkat materi hanya merupakan bagian tambahan dari berkat utama tadi. Dan berkat ini memang diberikan pada orang-orang tertentu yang Allah tetapkan untuk melaksanakan tugas yang khusus.


4.       Tanya:
Sara, Ribka, Rahel mandul/sulit mempunyai anak. Apakah mungkin ada maksud Tuhan dengan kejadian yang berulang-ulang ini?

Jawab:
Hal ini, menurut saya, justru menunjukkan kemahabesaran Allah dalam menggenapi rencana-Nya untuk membentuk ulang umat yang serupa dengan Dia setelah kejatuhan manusia. Meskipun terlihat sulit dan menemui jalan buntu, namun Allah tetap berhasil menggenapi rencana penyelamatan-Nya.


5.       Tanya:
Mengapa ada cerita-cerita yang kurang baik di Alkitab? (Yakub menipu Esau dan Laban, kisah Dina dan Sikhem, Yehuda dan Tamar, dsb)

Jawab:
Bila kita mempelajari filsafat, maka ada sebuah cara untuk menyatakan kebenaran, yakni dengan cara menegaskan negasinya (lawannya). Misalnya, kita tidak akan pernah tahu warna putih bila kita tidak pernah mengerti warna hitam. Kita tahu sesuatu berwarna putih karena ia ada di tengah-tengah warna hitam atau warna lain. Demikianpun, cara Alkitab mengajar tidak selalu menyatakan yang baik-baik. Ada kalanya Alkitab menunjukkan tindakan-tindakan yang buruk supaya kita benar-benar menyadari apa itu “baik.” Sehingga ketika kita memahami apa itu baik dan apa itu buruk, kita tahu harus melakukan yang mana, atau bahkan harus melakukan apa.


6.       Tanya:
Bagaimana pengertian TUHAN dengan Allah. Sebelum pasal 2 tertulis “Allah berfirman …,” setelah pasal 2 ayat 4, “TUHAN Allah” (ditulis berurutan).

Jawab:
Budaya timur biasanya mengaitkan nama dengan jatidiri seseorang. Termasuk juga dalam budaya Ibrani, nama biasanya memiliki muatan makna tertentu. Dalam bahasa Ibrani, kita akan menemui tiga nama ilahi, yakni Yahwe (diterjemahkan “TUHAN” atau terkadang “ALLAH”; huruf kapital semua), ‘Elohim (biasanya diterjemahkan “Allah”) dan ‘Adonay (biasanya diterjemahkan “Tuhan”). Ketiga nama ini memiliki muatan makna yang berbeda-beda. Muatan makna nama Yahwe ialah immanensi Allah, yakni hubungan yang dekat antara Allah dengan umat-Nya terkait dengan perjanjian-Nya. Nama ‘Elohim memiliki konotasi transendensi Allah, Allah yang Mahabesar, yang begitu agung, begitu ajaib, dan begitu tinggi dibanding dengan ciptaan-Nya. Sementara nama ‘Adonay (berasal dari kata ‘adon, artinya “tuan”) lebih terkait dengan status Yahwe sebagai majikan mereka, tuan yang kepada-Nya manusia harus melayani dan berbakti. Pemilihan penggunaan kata ini biasanya disesuaikan dengan dalam konteks apa Allah akan ditampilkan. Bila penulis Alkitab ingin kita mengingat kemahabesaran Allah, maka ia memakai kata ‘Elohim; bila kedekatan-Nya dengan manusia, ia memakai nama Yahwe. Bila kedua hal ini ingin ditekankan bersama-sama, ia memakai kombinasi keduanya, Yahwe ‘Elohim (TUHAN Allah).


7.       Tanya:
Lamekh mengambil istri 2 orang (Kej. 4:19). Apakah dengan alasan kebudayaan maka poligami bisa dibenarkan? Bagaimana dengan jaman ini, kalau ada kebiasaan yang menjadi budaya umum di masyarakat, apakah kemudian poligami bisa dibenarkan?

Jawab:
Allah mengijinkan poligami sebenarnya bukan sekedar soal budaya saja. Seorang pakar Alkitab, John Frame mengaitkan hal ini dengan alasan diijinkannya perceraian dalam Matius 19. Sebagaimana Allah mengijinkan perceraian karena ketegaran hati manusia (Matius 19:8), demikian juga Allah mengijinkan poligami karena ketegaran hati manusia. Allah, sejak semula, menetapkan bahwa hubungan kasih yang ideal ialah monogami, seorang suami dan seorang istri (Kejadian 2:24). Namun, dosa dan ketegaran hati manusialah yang membuat manusia menyimpang dari tatanan ideal yang Allah buat. Jadi, bagi kita hari ini, yang sudah menerima kebenaran Allah yang lebih utuh, tentu kita tidak akan pernah boleh diijinkan melakukan poligami meski mungkin budaya bersifat permisif terhadapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar