ABBA = Ayo Bersama Baca Alkitab

Desiring the Truth! Loving the Truth! Living for the Truth!
Soli Deo Gloria

Senin, 11 Oktober 2010

ABBA 11

1.       Tanya :
Mengapa dalam Kitab Hakim-hakim, Allah terlihat plin-lan. Ketika orang Israel berbuat jahat, Ia menghukumnya. Namun, ketika mereka minta tolong, malah ditolongnya. Mengapa demikian?

Jawab:
Tindakan Allah di sini harus dipahami dalam terang perjanjian Allah dengan umat-Nya. Seperti yang sudah kita tahu bahwa Allah mengikat perjanjian dengan umat-Nya, bahwa bila mereka taat maka Allah akan memelihara mereka, bila mereka memberontak, Allah akan menghukum mereka. Namun, bila mereka bertobat dan berbalik dari kejahatan mereka, maka Allah akan menolong mereka kembali.
Dalam kitab hakim-hakim kita akan menemukan bahwa Allah melakukan hal ini dengan konsisten. Ketika bangsa Israel taat, maka Allah memeberkati mereka, ketika mereka memberontak, maka Allah juga menghukum mereka. Bahkan, saat mereka berbalik kepada Allah, maka Allah juga menolong mereka dengan mengirimnkan hakim-hakim-Nya. Jadi, kisah ini justru menunjukkan Allah yang setia dan konsisten kepada perjanjian-Nya, bukan Allah yang plin-plan.

2.       Tanya :
Apakah Yefta benar-benar mengorbankan anaknya menjadi korban yang disembelih bagi Tuhan? sepertinya ini bertentangan dengan firman Tuhan dalam Taurat?

Jawab:
Kisah ini memang sempat menjadi diskusi yang hangat di antara para sarjana, apakah Yefta benar-benar mengorbankan anaknya menjadi korban bagi Tuhan. Beberapa sarjana merasa risih dengan hal ini sebab bila Yefta benar-benar mengorbakan anaknya, ini jelas sangat bertentangan dengan hukum Musa yang melarang pengorbanan manusia. Akan tetapi, pembacaan teks yang lebih natural menunjukkan bahwa Yefta memang benar-benar mengorbankan anaknya sebagai korban bakaran. Kisah ini muncul untuk menunjukkan bagaimana bodohnya nazar Yefta, selain juga tentunya konsistensi terhadap nazar tersebut. Ini mengingatkan kita, selain konsisten terhadap nazar kita kepada Tuhan, juga berhati-hati dalam mengucapkan nazar kepada Tuhan.

3.       Tanya :
Bagaimana tentang kisah Daud dan Yonatan? Ketika saya membaca kisah mereka, saya menangkap kesan persahabatan mereka sangat berlebihan, bahkan cenderung seperti homo?

Jawab:
Daud dan Yonatan memang merupakan sahabat yang baik. Sebuah nas yang cukup dipermasalahkan ada dalam 1Samuel 20:41. Beberapa pendukung homoseksual menggunakan ayat ini menunjukkan bahwa Daud ialah seorang homoseksual, sebab dalam nas itu dikatakan bahwa Daud dan Yonatan bercium-ciuman. Namun, nas ini tidak boleh dimaknai dalam budaya kita hari ini sebab pasti akan menimbulkan kekacauan makna. Dalam budaya waktu itu, seorang sahabat bisa berciuman di pipi (bukan bibir) untuk menunjukkan kedekatan, keakraban, dan kekeluargaan mereka, dan inilah yang dilakukan Daud dan Yonatan untuk menunjukkan kedakatan dan rada persaudaraan mereka yang mendalam.

4.        Tanya :
Apa maksud Hakim-hakim 19?

Jawab:
Di satu sisi, kisah ini menunjukkan bagaimana bobroknya keadaan bangsa Israel waktu itu. Ini disebabkan mereka semua berbuat sekehendak hatinya, mereka berbuat apa yang menurut mereka benar (Hak. 17:6; 21:25).  Sehingga mereka melakukan perbuatan yang sangat tidak pantas. Sementara di sisi lain, menurut seorang sarjana bernama Richard Pratt, kisah ini semakin menunjukkan perlunya bangsa Israel untuk segera memunyai seorang raja.

5.        Tanya :
Mengapa Saul yang dulunya dipakai Tuhan, akhirnya disia-siakan oleh Tuhan, bahkan Tuhan mengirimkan roh jahat untuk menggangunya?

Jawab:
Penolakan Tuhan disebabkan oleh karena ketidaktaan Saul sendiri. Pengiriman roh jahat untuk mengganggu Saul merupakan salah satu bentuk hukuman yang Saul terima karena memberontak terhadap Tuhan, selain juga penolakan Tuhan tersebut.

6.        Tanya :
Apa yang terjadi dengan anak perempuan Yefta? Apakah ia mati sebagai korban bakaran atau ia hidup membujang seumur hidupnya untuk melayani Tuhan?

Jawab:
Para sarjana berdebat mengenai hal ini. Beberapa sarjana menganggap bahwa Yefta tidak mengorbankan anaknya sebab pengorbanan manusia ialah hal yang sangat dilarang oleh Tuhan. Namun sarjana yang lain berargumen bahwa Yefta memang mengorbankan anaknya sebagai korban bakaran, sebab bila hanya diserahkan untuk melayani Tuhan mengapa perlu sampai diratapi dan diperingati? Ingat bahwa bangsa Israel memperingati sesuatu hanya bila sesuatu itu penting. Ini juga sesuai dengan tema kitab Hakim-hakim, bahwa “setiap orang berbuat menurut apa yang dianggapnya benar.” Terlepas dari perbedaan itu, sebuah hal yang bisa kita simak di sini ialah sikap berhati-hati waktu bernazar. Kisah ini menunjukkan kebodohan Yefta waktu bernazar (dalam bahasa Ibraninya jelas dikatakan bahwa ia akan mengorbankan “manusia” yang pertama kali keluar dari kemahnya, bukan “sesuatu,” misalnya binatang) meski ia tahu bahwa hal tersebut dilarang Tuhan. Ini juga mengajar kita agar berhati-hati waktu bernazar, terlebih bila kita tahu bahwa nazar itu salah atau bahwa kita tidak mungkin sanggup menepatinya.

7.        Tanya :
1 Samuel 16:14. Apa maksudnya “roh jahat yang daripada Tuhan” itu? Dan mengapa disebut demikian?

Jawab:
Roh jahat yang dari Tuhan ialah roh yang diijinkan Tuhan untuk mengganggu Saul karena ketidaktaatannya kepada Tuhan. Bangsa Israel kuno mempunyai konsep bahwa Tuhan memang bukan sumber kejahatan, namun Tuhan bisa memakai apapun, termasuk iblis, untuk melaksanakan rencana-Nya maupun hukuman-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar