ABBA = Ayo Bersama Baca Alkitab

Desiring the Truth! Loving the Truth! Living for the Truth!
Soli Deo Gloria

Senin, 11 Oktober 2010

ABBA 9

1.       Tanya :
Apakah Adam dan Hawa adalah satu-satunya manusia pertama yang diciptakan Tuhan? hal ini saya tanyakan karena bingung: Kain, Set itu menikah dengan siapa?

Jawab:
Ya, Adam dan Hawa memang merupakan satu-satunya manusia yang Tuhan ciptakan. Ada beberapa orang yang mengatakan bahwa kemungkinan Tuhan juga menciptakan manusia-manusia lain selain Adam dan Hawa. Tetapi kesaksian Paulus dalam Kis. 17:26 menegaskan bahwa “dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan semua umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi …,” sehingga anggapan demikian jelas tidak alkitabiah. Lalu dengan siapakah anak-anak mereka menikah dan beranak cucu? Jawaban yang paling masuk akal ialah dengan saudara-saudara sekandung mereka. jadi, baik Kain maupun Set menikah dengan saudara perempuan mereka. Mereka melakukan apa yang kita hari ini sebut sebagai incest atau perkawinan sedarah. Hal ini memang bisa dilakukan pada masa itu karena belum ada larangan yang secara spesifik melarang hal tersebut. Perkawinan sedarah ini terus berlanjut. Abraham menikah dengan saudara tirinya (satu ayah tetapi lain ibu), Ishak dan Yakub menikah dengan sepupunya, bahkan, Amran, ayah Musa menikahi Yokhebed, ibu Musa, yang tidak lain ialah bibinya sendiri. Pada zaman Musa, ketika jumlah populasi manusia sudah mulai meningkat drastis, Tuhan memberikan hukum yang mulai melarang pernikahan sedarah ini.

2.       Tanya :
Anak perempuan Yakub yang tercatat di Alkitab: Dina dan Naftali. Mengapa yang dicatat sampai keturunan-keturunannya hanya Naftali? Bagaimana dengan Dina? Juga tidak semua perempuan dicatat silsilahnya. Saya lihat Naftali ini yang spesial.

Jawab:
Anak perempuan Yakub hanya satu, yakni Dina. Naftali ialah anak laki-laki Yakub dengan Bilha, budak Rahel. Sehingga mengapa nama Naftali dicantumkan hingga kepada keturunannya, jelas karena ia adalah anak laki-laki Yakub. Sementara Dina tidak disebut karena ia adalah seorang wanita. Budaya Israel kuno merupakan budaya yang sangat patrialianistik, artinya budaya yang sangat mementingkan kedudukan pria. Wanita pada saat itu menduduki tempat yang rendah. Termasuk juga dalam hal silsilah, nama wanita biasanya tidak disebutkan karena mereka tidak dianggap penting dalam silsilah. Itulah mengapa dalam catatan silsilah Alkitab kita tidak banyak menemukan nama wanita di dalamnya.

3.       Tanya :
Kenapa Tuhan menolak Musa di Meriba? Saya kurang jelas dengan apa yang menjadi kesalahan Musa di tempat itu? Saya juga merasa kasihan kepada Musa, seingat saya dia tidak pernah melakukan yang salah, hanya sekali di Meriba ini saja.

Jawab:
Dosa Musa dan Harun bisa dibaca dalam Bilangan 20:1-13, tepatnya dalam ayat 12: Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka."
Sedangkan mengenai tindakan konkritnya, para sarjana sedikit berbeda mengenai apa tindakan dosa yang sebenarnya dilakukan oleh Musa dan Harun. Namun, dari pembacaan narasi, mayoritas sarjana setuju bahwa dosa Musa dan Harun ialah memukul bukit batu sampai dua kali (ay. 11), padahal Tuhan hanya memerintahkan mereka untuk berkata kepada bukit batu itu supaya diberi air (ay. 8). Pelanggaran terhadap perintah Tuhan ini jelas bukan perkara yang ringan sebab yang Musa lakukan ini sama artinya dengan mempermalukan Tuhan.

4.       Tanya :
Bileam itu orang Israel atau bukan? Apakah dia nabi juga?

Jawab:
Bileam bukanlah seorang Israel. Ini diindikasikan oleh lokasi yang disebut dalam ayat 5, yakni “di tepi sungai Efrat, ke negeri teman-teman sebangsanya (teman-teman sebangsa Balak, yakni orang Moab).” Sehingga, kita bisa menduga bahwa Bileam ialah orang yang sebangsa dengan Balak atau orang Moab, sebab ia tinggal di daerah teman-teman sebangsa dari Balak. Nama Bileam dalam bahasa Ibraninya nampak menegaskan hal ini (Bileam; bal’am = bukan umat [Israel]). Apakah dia seorang nabi? Sepertinya memang begitu, sebab dia memiliki akses kepada Allah. Kisah Bileam ini mengingatkan kita bahwa pengenalan terhadap Allah yang benar ialah murni anugerah Tuhan dan bukan monopoli keturunan Abraham saja.

5.       Tanya :
Bilangan 24:17, Bileam membaca sajak yang mengatakan bintang terbit dari Yakub, … dan menghancurkan semua anak Set. Apakah maksud “bintang terbit’ = Tuhan Yesus? Apakah anak Set = anak adam ketiga? Lalu mengapa menghancurkan semua anak Set?

Jawab:
Nas ini bisa dipahami dengan dua cara. Pertama, nas ini bisa memang merujuk pada nubuatan mesianik. Kedua, namun yang terutama, teks ini juga dipahami secara historis (sejarah) berdasarkan tata bahasa dan konteks budaya waktu itu. Bentuk nas yang dicatat dalam nas ini ialah puisi, sehingga ada bagian-bagian yang tentu tidak boleh kita maknai secara harafiah. Kata “dia” yang dimaksud di sini jelas merujuk pada Israel. Sedangkan ungkapan “bintang terbit” berarti sebuah masa depan yang gemilang. Ini didukung oleh penggunaan kata “bintang” pada masa itu yang sering berarti masa depan atau sesuatu yang baik. Bahwa bintang ini dikatakan terbit dari Yakub, itu berarti akan ada sebuah masa depan yang sangat baik bagi Israel. Ini diperjelas dalam kalimat berikutnya, “tongkat kerajaan timbul dari Israel.” Ini artinya sesuatu yang baik yang akan timbul dari Israel ialah kedudukan mereka sebagai sebuah bangsa yang kuat dan berkuasa, yang disimbolkan dengan “tongkat kerajaan.” Sedangkan ungkapan “anak Set” berarti semua umat manusia yang ada di bumi. Menghancurkan anak Set berarti menjadi lebih unggul dibanding semua orang lain. Ungkapan “menghancurkan” di sini bukan berarti menghancurkan dalam artian harafiah, melainkan menang atau unggul. Intinya, ide yang sedang dikemukakan oleh ayat ini ialah nubuatan bahwa Israel akan memiliki masa depan yang baik dan menjadi bangsa yang lebih unggul dibanding bangsa-bangsa lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar